- Perubahaan proses bisnis / sosial akibat teknologi informasi yang melunturkan nilai etika tradisional.
Teknologi informasi dan komunikasi telah maju dan berkembang begitu pesat, terlihat dari banyaknya alat teknologi dan komunikasi yang semakin canggih, beragam, dan dalam jumlah yang luar biasa. Kemajuan ini membawa efek positif bagi kehidupan manusia dalam beberapa proses bisnis maupun proses non-bisnis. Sebagai contoh koneksi internet, seorang dosen dapat meng-upload materi ajarnya di internet, entah di situs penyimpanan online ataupun di blog pribadi dosen, sehingga mahasiswa dapat mengakses materi di manapun dan kapanpun mereka inginkan, asal ada koneksi internet. Selain itu, perkembangan teknologi informasi juga mempengaruhi perubahan proses bisnis atau social masyarakat serta melunturkan beberapa nilai etika tradisional yang ada.
Beberapa perubahan yang terjadi akibat perkembangan teknologi:
- 1. Proses Jual Beli
Zaman dahulu sebelum masyarakat mengenal uang, jual beli dilaksanakan dengan system barter. Lalu setelah mengenal uang, masyarakat melakukan jual beli menggunakan uang sebagai alat tukarnya. Proses ini biasanya terjadi di sebuah tempat yang disebut PASAR. Proses ini jual beli dilakukan dengan nyata, dalam arti penjual dan pembeli saling bertemu, dan pembeli juga dapat melihat barang yang dijual secara langsung.
Namun saat ini, dengan berkembangnya teknologi informasi, proses jual beli dapat dilakukan secara instan hanya dengan koneksi internet dengan e-commerce atau lewat HP. Penjual dan pembeli tidak perlu bertemu cukum dirumah, barang akan dikirim lewat pos atau dengan jasa pengiriman barang lainnya, dan pembayaran dilakukan dengan transfer uang melalui bank atau ATM.
Model JualBeli
- Model jual beli ini dilakukan melalui koneksi internet
- Pembayaran dilakukan degan cara transfer uang melalui bank, ATM atau melalui paypal
- Selain dengan internet komunikasi juga dapat dilakukan dengan HP
Perubahan Social Terhadap Anak dan Orang Tua
Zaman dahulu, komunikasi dilakukan dengan cara manual, dalam arti komunikasi dilakukan dengan bertatap muka antara pembicara dan objek yang diajak bicara. Adapun jarak tidak menjadi penghalang untuk bertemu. Namun seiring berkembangnya teknologi informasi, mulai dari surat, telephon hingga chatting. Perilaku socialpun ikut berubah, komunikasi tidak lagi dilakukan dengan bertatap muka, namun cukup berkirim surat, baik surat manual, elektrik sampai sms, telpon, atau bahkan dengan chatting.
Dalam hubungan social antara anak dan Orang tua, komunikasi harus lebih sering dilakukan, untuk menjaga kedekatan emosi serta menjaga keharmonisan keluarga, dengan perkembangn TI, komunikasi tidak lagi perlu dikhawatirkan, karena dengan ini komunikasi akan tetap bisa terjaga dengan baik.
Contoh:
- Seorang anak kuliah yang merantau ke Jogja, yang asalnya dari Bengkulu dapat dengan mudah menghubungi orangtuanya di Bengkulu, sesering apa yang dia inginkan, melalui HP.
Nilai Etika Tradisional yang Hilang
- Tidak adanya tawar menawar secara face to face dalam proses jual-beli, meski proses itu tetap ada, namun tanpa bertatap muka.
- Hilangnya rasa saling mengenal (bagaimana wajahnya, bagaimana sikapnya saat bertemu orang, tidak bisa kita ketahui bila tidak bertemu) dan silaturahim antara pembeli dan penjual, dan ini merenggangkan hubungan.
- Seorang anak, merasa tidak perlu mudik Lebaran atau mudik liburan lainnya, dengan HP dia bisa menelpon ibu dan bapaknya di kampung halaman. Silaturahim anak dan orangtua menjadi jarang, bahkan renggang. Tidak ada sungkem, atau wajah berseri satt bertemu orangtua, kecuali harus dengan video conference.
Rasa tanggung jawab
Rasa tanggung jawab dari para pengguna akan menjadi luntur karena dengan menggunakan e- commerce ini, pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung, akan tetapi bertemu didunia maya, jadi pembeli hanya perlu membuat account dan login kedalam layanan e-commerce, maka ia dapat langsung memesan barang yang ia mau. Namun dalam transaksi ini banyak juga orang yang tidak bertanggung jawab melakukan penipuan dalam proses jual beli melalui e-commerce. Rasa tanggung jawab disini bisa hilang karena pembeli bisa saja iseng-iseng dalam melakukan transaksi, dan ketika di konfirmasi oleh penyedia layanan, malah pembeli tidak mau menanggapi hal tersebut, sehingga bisa disimpulkan bahwa rasa tanggung jawab dari pembeli tersebut lama-kelamaan akan luntur bahkan hilang.
Aktivitas
Dengan adanya e-commerce ini maka aktivitas pelanggan akan berkurang . Hal ini disebabkan dengan semakin mudahnya memesan suatu barang, maka para pelanggan hanya tinggal duduk di depan komputer, lalu tinggal transaksi dengan media komputer, maka barang yang diinginkan pun datang dengan jasa pengiriman.
Dengan berkurang aktivitas ini bisa berdampak buruk bagi para pelangan, terutama dibidang kesehatan, dengan berkurangnya aktivitas maka akan menyebabkan seluruh otot tubuh tidak bergerak sehingga akan menimbulkan bemacam penyakit.
Nilai sosial
Dengan adanya e- commerce ini maka nilai sosial dari si pelanggan akan berkurang, karena sama halnya dengan pengurangan aktivitas diatas, maka kegiatan-kegiatan sosial pun nantinya akan semakin tidak dijalani oleh para pelanggan. karena para pelanggan hanya butuh komputer untuk mendapatkan apa yang mereka mau, jadi mereka akan berpikir buat apa bersosialisasi, karena tanpa adanya sosialisasi tersebut pun semua barang yang di inginkan bisa datang tepat waktu, cepat kerumah.
Mungkin seperti itulah beberapa pelunturan serta hilangnya nilai etika tradisional yang terjadi saat ini, di era globalisai dan era komunikasi akibat adanya e- commerce ini. Akan tetapi jika memang tidak berpasrah sepenuhnya pada layanan ini, maka hal tersebut diatas tidak akan terjadi.
- 2. Situs jejaring sosial / social engineering
Model Kerja
Komunikasi lebih sering dilakukan dengan situs jejaring social, seperti facebook, frendster, twitter, pulrk, YahooMassenger, dll.
Nilai etika tradisional yang hilang
- Kepekaan terhadap lingkungan sekitar berkurang, karena terlalu sering begelut dengan dunia mya, sehingga dalam dunia nyata akan kurang peka.
- Hilangnya kode etik dan rasa takut untuk melakukan hal-hal yang berbau pornografi dan pornoaksi, karena identitas di sana bisa saja dipalsukan atau disembunyikan.
- Lunturnya etika berkata secara sopan santun, karena munculkan bahasa-bahasa ‘gaul’ yang kadang kasar dan sulit dimengerti oleh orang lain.
- Berkirim pesan lewat facebook atau twitter atau yang lain, di samping lebih cepat, namun esensi silaturahim dan saling berkunjung menjadi langka.
Penjelasan lebih lanjut
Kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang biasanya terjadi apabila kita terlalu sering berada di dunia maya, sehingga kita tidak bisa tau apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Banyak orang yang enggan keluar dari rumah karena sudah merasa cukup mendapatkan informasi melalui internet. Kebanyakan orang tersebut memang mendapatkan informasi yang dia inginkan, tapi apakah semua informasi ada di internet? bagaimana apabila tetangga atau orang di sekitarnya mengalami masalah? apakah akan di “expose” di internet? bagaimana kalau orang itu tidak mempunyai akses internet?. Bisa saja karena hal-hal tersebut kita menjadi jarang keluar rumah. Hal ini tentu saja berpengaruh pada rasa persaudaraan kita yang hilang.
Adanya situs jejaring social juga sudah menghilangkan rasa takut pada diri kita untuk melakukan hal-hal yang berbau pornoaksi dan pornografi. Misalnya saja masa kini sudah ada yang namanya “facebook of sex”. Pada facebook tersebut, tidak sedikit orang yang “mengumbar” aurat mereka. Dan kita sebagai pengguna/pemakau sudah merasakan hal yang lumrah untuk melihat hal-hal tersebut. sudah tidak ada lagi rasa takut/rasa berdosa untuk melihat hal-hal tersebut karena sudah tidak merasa diawasi lagi.
http://blog.uin-malang.ac.id
0 komentar
Posting Komentar